Pages

JABAL MAGNET

Selama berada di Madinah Jamaah wisata religi ke beberapa tempat yang sudah ditentukan.

SAAT DI MINA DAN AKAN MENINGGALKAN ARAFAH

Selama di tanah Suci Mekkah dan Madinah keluarga Besar KBIH Wadi Fatimah benar-benar merasa layaknya sebuah keluarga, saling membantu, saling memperhatikan .

KBIH WADI FATIMAH MEMBERIKAN BIMBINGAN HINGGA DI TANAH SUCI

Kesabaran para pembimbing benar-benar dirasakan oleh para jamaah,pembimbing sampai rela menggendong jamaah setelah mencium hajar aswad.

SELALU BERSABAR

Kesabaran benar-benar merupakan kata kunci dalam pelaksanaan ibadah haji, antri,antri akan selalu menjadi bagian dari perjalanan Haji .

MAKAN BERJAMAAH ANTARA KARU DAN KAROM

KBIH Wadi Fatimah senantiasa mengedepankan kebersaman karena itu salah satu agenda kegiatannya adalah jamuan makan oleh saudara muslim di Arab saudi kepada Karu dan Karom KBIH WF yang didahului dengan tahlil terlebih dahulu.

Selasa, 17 Agustus 2010

KISAH NYATA JAMAAH


Pertolongan Misteri di Tanah Suci

Seorang perempuan paruh baya terlihat menuntun istri saya keluar dari tempat jumrah.

Sungguh Allah SWT memberi pertolongan kepada hamba-Nya tanpa bisa diduga maupun dianalisa. Itu terjadi di Tanah Suci, tempat ibadah haji. Saya bersama istri dan ibu saya (70 tahun dan buta) melaksanakan ibadah haji pada tahun 2002.

Kami bertiga mengikuti KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Yayasan Wadi Fatimah Kabupaten Cirebon Jawa Barat pimpinan KH Drs Slamet Firdaus. Kami sendiri tergabung dalam rombongan yang diketuai H Saefudin. Pemberangkatan dari Jakarta ke Tanah Suci berjalan tanpa hambatan. Ketika sampai di Jeddah, seluruh jamaah haji mulai melaksanakan ihram, baik ihram umrah (bagi yang melaksanakan haji tamattu) maupun ihram haji (bagi yang melaksanakan haji ifrad).



Ketika berada di Makkah, kami melaksanakan thawaf qudum, sai, wukuf di Arofah, bermalam di Muzdalifah, sampai di Mina, pun tidak ada masalah. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar sesuai dengan program semula. Pada saat tiba waktunya lontar jumrah aqabah, kami bersepakat dengan persetujuan ketua kelompok (H Saefudin) bahwa yang akan melontarkan jumrah aqabah ibu saya adalah saya sendiri sebagai anaknya. Sebab ibu saya sudah tidak bisa melihat.

Maka berangkatlah saya dan istri bersama kelompok yang dipimpin H Saefudin untuk melontar jumrah aqabah. Barangkali sudah maklum bahwa pada saat lontar jumrah aqabah semua jamaah haji tujuannya hanya satu, yaitu bentuk sumur untuk lontar jumrah. Dari segala penjuru angin dipadati jamaah haji. Maka rombongan kami akhirnya terpisah dengan sendirinya. Atas pertolongan Allah, saya dan istri bisa lontar jumrah tepat di depan sumur. Saya dan istri melontar secara bersamaan sambil mengawasi bila ada lontaran jamaah haji lain yang gagal atau meleset yang akan mengenai kami.

Alhamdulillah saya dan istri sukses menunaikannya. Tinggal giliran saya untuk melontarkan jumrah bagi ibu saya. Tanpa saya sadari luapan manusia yang begitu banyak membuat posisi istri saya tambah terdesak oleh jamaah haji yang akan melontar jumrah aqabah. Masya Allah, betapa hebatnya gelombang manusia, kata saya dalam hati seraya tak lupa menyebut asma Allah.

Ditolong wanita tua
Karena situasi demikian saya yang belum melontar jumrah untuk ibu kemudian mengambil inisiatif untuk mengeluarkan istri terlebih dahulu menuju tiang jembatan. Tiang tersebut berada di dekat pos polisi yang sedang menjaga keamanan (kurang lebih 15 meter) dari tempat lontar jumrah. Namun, rupanya untuk keluar tidak semudah yang dibayangkan. Karena kondisinya saat itu kami keluar melawan arus. Tanpa diduga muncul seorang perempuan paruh baya yang tidak saya kenal, kemudian terlihat menuntun istri ke tempat yang dituju (tiang jembatan).

Hebatnya lagi, perempuan itu dan istri saya berjalan mudah sekali, tanpa ada hambatan sedikit pun. Karena istri sudah bisa keluar dengan mudah, saya kemudian meneruskan niat saya melempar jumrah untuk orang tua. Setelah saya selesai melontarkan jumrah yang kedua untuk ibu, saya langsung melihat ke tempat istri menunggu. Istri saya pun segera menyambutnya dengan melambaikan kerudung hijau yang menjadi ciri khas KBIH Yayasan Wadi Fatimah.

Saya kemudian menuju ke tiang jembatan tanpa rintangan. Setelah sampai, istri saya menangis gembira, karena ada yang menolong ketika posisinya terjepit dan dia selamat dari desakan jamaah haji.
"Tadi siapa yang menuntun dan menolongmu?" tanya saya pada istri saya. "Seorang perempuan tinggi," jawab istri saya, singkat.
"Terus, mana orangnya?"
"Itulah Pak, makanya saya m enangis. Tadi saya tanya, tapi dia menjawab seperlunya, kemudian dia langsung menghilang begitu saja. Saya sudah mencari dengan kemampuan pandangan mata saya, tapi tidak ketemu," jelas istri saya, dengan ekspresi keheranan.

"Bagaimana kamu bisa berkomunikasi dengan dia, padahal tadi saya lihat sekilas dari wajahnya kalau dia bukan orang Melayu (Indonesia atau Malaysia)?"
"Perempuan itu memang berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Namun setelah saya tanya asal negaranya, dia mengaku dari Palestina. Cuma itu yang saya tahu tentang dia, tidak lebih," istri saya terlihat gemetar. "Masya Allah! Itulah pertolongan dari Allah. Allahu akbar! Mari kita lanjutkan ritual ibadah kita," kata saya pada istri saya. Itulah pengalaman nyata yang dialami oleh istri saya di Mina pada saat lontar jumrah aqabah. Semoga ada manfaatnya bagi jamaah haji dan kaum muslimin.
( ) http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=Ul0NV1QOAAAF, Republika

Minggu, 15 Agustus 2010

THAWAF


Thawaf ialah mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali putaran, dimulai dan diakhiri dari garis/ arah sejajar dengan Rukun Hajar Aswad, tidak harus lurus dengan sudut Rukun Hajar Aswad.



Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Thawaf :

1. Suci dari hadats, najis dan menutup aurat.
2. Dimulai dari sudut/ Rukun Hajar Aswad dengan mengangkat/ menghadapkan telapak tangan kearah Hajar Aswad lalu dikecup sebagai isyarat mencium Hajar Aswad sambil bertakbir.
3. Niat thawaf untuk Thawaf Sunah.
4. Dilakukan dengan menyempurnakan 7 kali putaran dengan khusuk, berdo'a atau berdzikir dan tidak ada kegiatan lain selain thawaf. Ka'bah berada di sisi kiri.
5. Disunahkan berlari-lari kecil (ramal) pada tiga putaran pertama (bila memungkinkan dan berjalan biasa pada empat putaran selanjutnya.
6. Disunahkan mengusap Rukun Yamani (bila memungkinkan) atau cukup dengan mengangkat tangan sebagai isyarat saja.
7. Thawaf diharuskan muwalat (terus menerus) kecuali terputus kareana udzur syar'i seperti karena ada Shalat Fardu berjamaah, batal wudhu, isirahat karena pusing atau lelah dan sebagainya.
8. Setelah thawaf disunahkan Sholat Sunah 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim atau dimanapun di dalam Masjidil Haram, berdo'a di Multazam dan minum air Zam-zam.


Macam-Macam Thawaf
1. Thawaf Wajib

1. Thawaf Ifadah: Merupakan salah satu Rukun Haji disertai dengan Sa'i. Sebaiknya dilakukan secepatnya sekembali dari Mabit di Mina.
2. Thawaf Umrah: Merupakan salah satu Rukun Umrah baik Umrah Wajib maupun Umrah Sunah dan disertai dengan Sa'i
3. Thawaf Nadzar: Thawaf ini dilakukan karena kita benadzar/ janji kepada Allah SWT tentang sesuatu yang telah dikabulkan. Thawaf ini tidak disertai Sa'i

2. Thawaf Sunah
Dilakukan kapan saja orang menghendaki dan tidak diikuti dengan Sa'i.

3. Thawaf Qudum (Thawaf Kedatangan)

Dilakukan ketika kita baru datang di Makkah. Wajib dilakukan bagi orang yang melaksanakan Haji Ifrad dm Qiran. Untuk Haji Tamattu', Thawaf Qudumsudah termasuk dalam thawaf umrahnya.

4. Thawaf Wada (Perpisahan)
Wajibdilakukan ketika kita akan meninggalkan Makkah untuk pulang ke Tanah Air bagi Gelambang I atau pergi ke Madinah bagi Gelombang II.


Sabtu, 14 Agustus 2010

MONORAIL MEKKAH SELESAI 2010


Berdasarkan berita yang dilansir Arab News: Mar 20, 2010 23:39
Pembangunan Monorail yang akan menghubungkan jalur Makkah - Mina - Arafah akan selesai dan mulai dioperasikan pada musim haji tahun ini ( 1431 H atau tahun 2010 M).
Jalur Monorail




Station Monorail

Penyelesaian project untuk pertama adalah jalur South-East dari Arafat ke Muzdalifah hal ini untuk dikarenakan pada musim haji banyak jamaah yang menginap di tenda-tenda di Mina sehingga prioritas project ini adalah jalu southeast pada musim haji tahun ini. Setiap 5 line monorail dapat mengangkut 60,000 sampai 80,000 jamaah haji antara Mina, Arafat dan Muzdalifah, dan Mina, Makkah dalam prosesi melontar jumrah.

Station monorail akan dilengkapi dengan tangga dan escalator, dan semua kereta monorail terdiri dari 12 kompartemen (gerbong ) besar dengan panjang 23 meter dan lebar 3 meter. Satu gerbong dapat mengangkut 250 sampai 300 orang jamaah. Kalau 5 jalur sudah selesai maka sekali jalan akan dapat mengangkut jamaah haji +/-18.000 jamaah, Subhanallah semakin mudahnya transportasi bagi Anda yang beruntung terpilih sebagai Duyufurrahman (tamu Allah) tahun ini.

Semoga fasilitas yang memberi kemudahan bagi jamaah haji ini dapat menambah semangat bagi Anda yang tahun ini akan menunaikan ibadah haji untuk menyempurnakan haji sesuai dengan manasik hajinya Rasulullah Salallahu alaihi wassalam


MENJEMUR PAKAIAN DI TANAH SUCI


Kegiatan cuci mencuci akan menjadi bagian dari keseharian jamaah haji selama berada di tanah suci. Biasanya ditempat penginapan sudah disediakan tempat menjemur pakaian yang dipakai secara bersama di lantai gedung paling atas. Namun dipemondokan di Madinah jarang yang menyediakan fasilitas menjemur dikarenakan bangunan di Madinah merupakan Hotel.


Kegiatan cuci mencuci akan menjadi bagian dari keseharian jamaah haji selama berada di tanah suci. Biasanya ditempat penginapan sudah disediakan tempat menjemur pakaian yang dipakai secara bersama di lantai gedung paling atas. Namun dipemondokan di Madinah jarang yang menyediakan fasilitas menjemur dikarenakan bangunan di Madinah merupakan Hotel. Satu-satunya jalan adalah menjemur pakaian dibagian-bagian kosong antara kamar (jangan dijalan umum/koridor hotel). Yang jadi kendala adalah bagaimana anda memasang tali jemuran sementara pihak hotel tidak membolehkan kita memasang paku (tahu sendiri, kalau kamar hotel dipenuhi paku jadi merusak dinding). Anda bisa memanfaatkan kaitan engsel pintu untuk menambatkan tali jemuran sehingga anda terhindar dari merusak dinding hotel. Untuk itu saya menyiapkan tali plastik yang tidak terlalu besar diameternya, biasanya dijual sudah jadi per 10 atau 15 meter, haraganya waktu itu aku beli sekitar 2500 atrau 3000 rupiah.

Perlengkapan lain adalah Hanger atau gantungan baju. Sebaiknya pilih hanger yang ringan dan tidak memakan tempat. Saya sengaja pilih yang dari bahan kawat/besi, karena lebih ringan dan tidak makan tempat di koper. Pilihlah hanger dengan kawat yang diameter agak besar dan kuat agar tidak mudah bengkok ketika dibebani pakaian yang basah. Hanger berfungsi untuk menggantungkan pakaian yang dujemur sehingga dapat menghemat tempat jemuran. Namun jika anda mau sedikit capek, maka anda dapat menjemur pakaian di lantai paling atas gedung. Ya sedikit ekstra mengantar dan menjemput pakaian, apalagi jika kamar anda berada dilantai 2 atau 1, sementara lantai paling atas ada di tingkat 10 sampai 13, belum lagi kalau lift lagi padat atau bahkan macet. Menjemur dikamar juga cepat kering, biasanya kalau kita menjemur pagi hari maka sehabis maghrib biasanya sudah kering, karena udara disana kekeringannya sangat tinggi. Makanya kalau anda membawa pakaian terlalu banyak maka akan mubazir karena tidak terpakai.


Yang perlu diperhatikan ketika menjemur secara bersama adalah :

1. Pakaian Anda perlu diberi tanda pengenal ( nama, kloter, dsb) agar tidak tertukar
2. Siapkan peniti atau jepitan buku/kertas, agar jemuran tidak berterbangan bahkan bisa kabr sampai lantai 1
3. Sebaiknya tidak menggunakan fasilitas tali jemuran orang lain, kecuali tali masih kosong dari jemuran

Jemur pakaian di Mina

Di Mina biasanya tidak ada acara cuci-mencuci, karena tempat mencuci dan tempat menjemur tidak memungkinkan. Tetapi tetap aja pemandangan cuci mencuci ini terlihat, dan tempat menjemurnya memanfaatkan pagar tenda ataupun sisi tenda itu sendiri.

KAMAR BAROKAH


Kamar barakah? Istilah yang kedengarannya agak aneh. Jika dirunut secara istilah, kata barakah berasal dari bahasa Arab yang didefinisikan dengan ziyadatul khair (tambah kebaikan). Maksud dari istilah tersebut dapat digambar bahwa segelas air putih itu memiliki fungsi normal untuk minum dan menghilangkan rasa haus

. Akan tetapi, ketika seseorang minumnya dengan memanjat doa dan keyakinan untuk obat, dan secara kebetulan penyakit yang dideritanya sembuh, maka berarti air tersebut ada nilai barakah-nya, atau nilai tambah.
Jika dihubungkan dengan kamar, terus memiliki makna apa? Istilah ”kamar barokah” memang tidak akan ditemui makna hakikinya. Yang ada adalah makna konotatif, yaitu makna unik dan khusus karena suatu kondisi tertentu.
Sebelum menelusuri makna yang dimaksud, coba disimak cerita berikut ini, agar anda mengerti apa yang dimaksud dengan ‘kamar barokah’ tadi.
Suatu waktu, sebagai petugas haji, penulis didatangi oleh salah satu ketua kloter jamaah dari embarkasi Surabaya (kode penerbangan SUB). Tidak seperti biasa yang langsung memberikan laporan harian kepada petugas, sang ketua kloter malah berbagi cerita. Awalnya penulis enggan mendengerkan karena sedang melaksanakan tugas yang harus diselesaikan. Tetapi karena sang ketua kloter begitu serius ingin menumpahkan uneg-unegnya, akhirnya penulis mendengarkan ceritanya dengan seksama.
Mengawali ceritanya, sang ketua kloter mengungkapkan bahwa dirinya habis melakukan sesuatu yang membuat dirinya kesel, jengkel, geli, sekaligus melegakan. Kenapa? Ya, di saat dia harus mengurus begitu banyak masalah jamaah haji di kloternya, ada sepasang jamaah suami istri yang berantem di pemondokan. Sang suami uring-uringan, dan omongannya seperti tidak ada arah. Si isteri juga demikian. Sehingga sebagian teman yang lain merasa tidak enak dan akhirnya keluar kamar atau sekedar jalan-jalan di sekeliling pemondokan.
Maklum, dalam sekamar di suatu pemondokan pada saat musim haji diisi sekitar 6-8 orang (3-4 pasangan suami istri). Intinya, selama musim haji, di pemondokan seperti tidak ada kehidupan privasi. Semua berbaur menjadi satu dan harus saling mengerti antara satu dengan yang lain.
Mendengar suara gaduh, sang ketua kloter pun merasa kurang nyaman. Ingin menegur, khawatir dianggap mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Sementara tidak negur, mereka mengganggu ketenangan pemondokan. Antara kehawatiran akan dituduh mencampuri urusan rumah tangga orang lain dengan tanggung jawab sebagai ketua kloter yang memiliki tugas memberikan bimbingan kepada jamaah menggelayuti pikiran sang ketua. Akhirnya sang ketua cari cara dengan mengumpulkan para petugas kloter lain, seperti pembimbing ibadah, perawat dan dokter. Mereka berembuk dan kesimpulannya pasangan suami istri tersebut harus didekati dan diajak dialog.
Selesai berembuk, ketua kloter meluncur ke kamar suami isteri yang lagi dirundung emosi itu. Di awal kedatangannya, sang ketua sempat kena damprat dari pihak suami, yang intinya dia bilang, lagi pusing dan stress berat hidup di Arab. Setelah didesak, sebab apa, kenapa dan seterusnya, mereka tidak mengakuinya. Kemudian sang ketua kloter mengajak bicara dari hati ke hati kepada mereka, sebenarnya mereka maunya bagaimana. Kalau memang ada masalah yang bisa dibantu, ya akan dibantu semampunya. Begitu sang ketua kloter melontarkan mengawali lobby-nya.
Seperti mendapat respon, sang suami menyambut positif dengan mendekati ketua kloter sambil berbisik, kalau selama ini mereka stress dan tertekan oleh keadaan karena tidak dapat menyalurkan hasrat biologisnya. Akibatnya, mereka uring-uringang yang tidak jelas juntrungannya. Akhirnya, sang ketua kloter mengerti masalah yang mereka hadapi. Kalau begitu, tunggu sebentar, nanti saya akan datang lagi dengan membawa solusi, jawab sang ketua menanggapi mereka.
Sesampainya di kamar petugas, sang ketua kloter mengajak rembugan lagi dengan temen-temannya sesama petugas untuk mencari kamar kosong yang bisa dimanfaatkan sepasang suami isteri yang lagi ‘ribut’ tadi. Kesepakatan tercapai, yaitu ada kamar yang sengaja dikosongkan, penghuninya diminta keluar dalam beberapa lama untuk memberi kesempatan sepasang suami isteri tersebut mengadu rindu.
Lalu? Sang ketua mendatangi kembali ke kamar sepasang suami istri itu. Sang ketua kemudian mempersilahkan mereka untuk dapat menggunakan kamar yang telah dikosongkan dalam beberapa lama. Dengan senang hati, mereka menjawab siap dan segera mendatangi kamar yang telah ditentukan. Begitu mereka masuk kamar tersebut, terus bla bla bla……
Apa yang dilakukan oleh sepasang suami isteri tersebut di dalam kamar kosong? Sebaiknya kita tidak perlu membayangkan karena mereka dipastikan ‘menyalurkan’ hajatnya yang sudah beberapa minggu mampet.
Singkat cerita, begitu mereka selesai melakukan ‘ritual’ suami isteri, wajah mereka terlihat berseri-seri, senang dan nampak rukun lagi. Akhirnya mereka menyampaikan terima kasih kepada sang ketua kloter berkali-kali, sembari nyeletuk, nah gitu dong pak ketua, hidup di Arab biar ada seninya.... Masa, disini hawanya sudah panas begini, kok tidak disediain kamar pelepas rindu…… Hahhh apa? Kamar pelepas rindu? Ada-ada saja istilah pasutri itu.
Dengan cerita sang ketua kloter di atas, penulis jadi mengerti, apa yang dimaksud ‘kamar barakah’ itu, dan aku berharap anda juga mengerti dengan sendirinya.
Oleh karena itu, kebutuhan biologis suami isteri pada musim haji (khususnya ketika tinggal di Mekah) tidak dapat ditutupi. Bukankah itu wajar bukan? Selama dilakukan dengan benar dan jalur yang halal, kenapa tidak?
Memang, selama ini, pemerintah belum memikirkan menyediakan kamar kosong khusus untuk pasangan suami isteri yang mau mengadu rindu. Mungkin, cara berfikir pemerintah simple, datang ke tanah suci tujuannya adalah untuk beribadah, bukan untuk jalan-jalan atau tamasya. Harusnya, jamaah haji bisa nahan ‘hasratnya’, karena pada saat pelaksanaan haji merupakan wahana pembelajaran untuk menahan nafsu!
Namun, pola pikir pemerintah, rasanya terlalu menyederhanakan masalah. Ya, kebutuhan yang satu itu kan seharusnya tidak boleh dibatasi bukan? Selama dilakukan dalam koridor yang benar dan tidak menyalahi aturan manasik haji, boleh-boleh saja bukan? Justru jika ditahan-tahan bisa menjadi masalah seperti kasus di atas. Atau bahkan bisa lebih parah lagi, seperti mudah emosi atau malah bisa melanggar norma atau aturan yang berlaku.
Namun, demi kebaikan bersama, sebaiknya kita tidak perlu menyalahkan pemerintah. Karena pemerintah sendiri sebenarnya sudah cukup pusing untuk mengurus pemondokan yang sering bermasalah setiap tahunnya. Jangankan memikirkan kamar barakah yang tidak ada rincian tugas pemerintah dalam penyediaan dan standar pemondokan di Mekah atau Madinah. Untuk menyediakan pemondokan yang bagus, layak dan dekat dengan Masjidil Haram saja memang susahnya luar biasa.
Terlepas dari itu, suka atau tidak suka, masalah kebutuhan batin suami isteri bagi jamaah haji memang tidak dapat dibantah. Anda bisa bayangkan, kehidupan ibadah haji, khususnya ketika di Mekah selama kira-kira sebulan dalam suasana panas, berdebu, padat, dan keadaan yang jauh berbeda dengan tanah air, mudah jadi sebab seseorang bosan alias boring, mudah mengalami tekanan batin atau stress. Di sisi lain, kondisi pemondokan yang nyaris tidak ada privasi, seperti untuk sekedar bermesraan dengan pasangan misal. Jika itu bisa, dapat dikatakan sebagai keajaiban. Kan tidak mungkin bermesraan di depan umum bukan?
Oleh karena itulah, bagi pasangan suami isteri (pasutri) yang ingin ‘mengadu rindu’ sebenarnya ada cara yang ‘cantik’. Tetapi ingat, perhitungkan dan pertimbangkan dengan baik, apakah anda aman dan boleh melakukan itu. Jika ingin mengetahui bagaimana caranya, simak baik-baik tips n trick di bawah ini:

1.
Jika hasrat rindu dengan pasangan memang tidak bisa ditahan, maka langkah pertama yang anda lakukan adalah mencari informasi kepada petugas haji atau mukimin di sana tentang keberadaan kamar barakah di sekitar pemondokan. Jangan khawatir, istilah kamar barakah sudah ngetop disana. Biasanya, di sekitar pemondokan ada brosur atau liflet pengumuman adanya kamar barakah dengan menyebutkan nomer HP yang bisa dihubungi. Maklum, seperti penulis sebut di atas, di pemondokan memang tidak disediakan untuk itu. Karenanya, cara yang paling aman adalah mencari kamar barakah di luar pemondokan yang memang disediakan oleh mukimin Indonesia (pendatang yang menetap di sana) dengan membayar sejumlah real dengan sistim short time. Tarifnya berapa? Maaf saja, penulis sendiri tidak dapat memberi informasi tarif rata-ratanya, karena belum pernah melakukannya.
2.
Jika cara pertama tidak ada atau tidak berkeinginan karena harus mengeluarkan sejumlah real, maka cara kedua dapat anda lakukan, yaitu dengan melakukan kesepakatan dengan teman-teman sekamar. Buatlah perjanjian dengan pasutri lainnya bahwa pada jam-jam tertentu kamar dikosongkan sesuai dengan perjanjian untuk kepentingan itu dengan cara bergilir. Misal, hari ini pasangan A, besok pasangan B, besoknya lagi pasangan C dan seterusnya. Perjanjiannya harus jelas, pada jam-jam yang telah disepakati, misal jam 8-9 pagi kamar harus kosong kecuali sepasang pasutri yang mendapat giliran. Intinya, ada kesepakatan dengan teman lainnya deh. Bagaimana teknisnya, dapat diatur sesuai sikon yang ada.
3.
Jika cara pertama dan kedua belum berhasil juga, maka anda harus bersabar sedikit, yaitu menunggu kamar lainnya ditinggalkan oleh penghuni dari kloter lain. Biasanya, dalam satu pemondokan diisi oleh 2-3 kloter, yang terdiri dari berbagai embarkasi. Mungkin ada yang lebih dulu datang dari pada kloter anda, karena kedatangannya pada gelombang I, sementara anda pada gelombang II, misalnya. Pengosongan kamar-kamar oleh penghuninya itu lazim dilakukan pada saat pasca Armina (lontar jamarat) dan dekat dengan masa pemulangan jamaah. Kalau di kamar-kamar tertentu telah ditinggalkan oleh penghuninya karena harus lebih dulu pulang ke tanah air atau ke Madinah, maka anda dapat pesan kamar kepada haris (penjaga hotel) untuk pinjam kuncinya. Agar maksud anda tercapai, pesan kepada haris dengan baik-baik. Jika tidak dapat dengan bahasa Arab, gunakan saja bahasa isyarat. Tetapi jangan lupa berikan uang tips seperlunya buat si haris supaya lancar dan aman. Kenapa anda harus berkoordinasi dengan haris, karena biasanya begitu jamaah keluar, kamar akan segera dibersihkan. Kalau tidak koordinasi dengan haris, maka pada saat anda lagi asyik-asyiknya dengan pasangan, si haris bisa masuk tiba-tiba dengan kunci serepnya. Kalau begitu, anda tanggung sendiri malunya!
Nah, tips n trick di atas itu sifatnya lentur, tergantung bagaimana situasi dan kondisi di lapangan. Sekali lagi penulis tegaskan, anda boleh menunaikan ‘hasrat’ biologis kepada pasangan sah anda. Yang penting bukan sama isteri orang lain, apalagi dengan onta Arab! Selain itu, pastikan bahwa itu dilakukan selama anda tidak dalam keadaan ihram atau belum melakukan tahallul tsani sepulang dari Mina. Jadi, jika belum jelas betul masalahnya, anda boleh bertanya kepada pembimbing ibadah anda atau petugas haji yang ada. Jangan hanya demi kepentingan ‘arus bawah’ tapi malah merusak ibadah haji. Perhatikan betul aturan mainnya agar ibadah haji anda tetap sah dan mudah-mudahan mabrur dengan perasaan tenang dan ueeenakkkk.

Wallahu a’lam bish-shawab. (Thobieb Al Asyhar, http://thobieb.multiply.com).

MANASIK HAJI DAN UMRAH


Yang dimaksud dengan Manasik Haji adalah tata cara menjalankan ibadah haji dan umrah. Ada beberapa cara dalam melaksanakan ibadah haji seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW yaitu yang dikenal dengan macam-macam haji yaitu


1. HAJI TAMATTU'
Melaksanakan Umrah dahulu kemudian berihram lagi untuk haji. Wajib membayar Dam Nusuk/ menyembelih hewan ternak.
2. HAJI IFRAD
Melaksanakan haji saja, tidak wajib membayar Dam Nusuk.
3. HAJI QIRAN
Melaksanakan Haji dan Umrah dalam satu niat. Wajib membayar Dam Nusuk/ menyembelih hewan ternak.

RUKUN HAJI :
Kegiatan yang dilakukan dalam berhaji jika ditinggalkan maka hajinya batal. Terdiri dari :

a. Ihram (Niat Haji)
b. Wukuf di Padang Arofah
c. Thawaf Ifadhah
d. Sa'i
e. Tahallul
f. Tertib (melaksanakan ketentuan manasik sesuai aturan yang ada )


WAJIB HAJI
Kegiatan yang dilaksanakan dalam berhaji jika ditinggalkan wajib membayar Dam Isa'ah. Terdiri dari :

a. Ihram ( Niat Haji ) dari Miqot
b. Mabit di Muzdalifah
c. Mabit di Mina
d. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah
e. Thawaf Wada' bagi ang akan meninggalkan Makkah


RUKUN UMRAH
Kegiatan yang dilakukan dalam berumrah jika ditinggalkan maka umrahnya tidak sah. Terdiri dari :

a. Ihram ( Niat Umrah )
b. Thawaf
c. Sa'i
d. Tahallul
e. Tertib


WAJIB UMRAH
Yaitu berihram dari Miqot, jika dilanggar umrahnya tetap sah tetapi harus membayar Dam

BPIH 2010


JAKARTA, KOMPAS.com- Komisi VIII DPR dan Kementerian Agama akhirnya sepakat menetapkan biaya pelaksanaan ibadah haji (BPIH) 2010 sebesar 3.342 dollar AS atau turun 80 dollar AS dari BPIH 2009, yaitu 3.422 dollar AS.


Berikut ini adalah BPIH yang harus dibayar masing-masing embarkasi:
01. Embarkasi Aceh: 3.147 dollar AS
02. Embarkasi Medan: 3.237 dollar AS
03. Embarkasi Batam: 3.325 dollar AS
04. Embarkasi Padang: 3.233 dollar AS
05. Embarkasi Palembang: 3.280 dollar AS
06. Embarkasi Jakarta: 3.364 dollar AS
07. Embarkasi Solo: 3.327 dollar AS
08. Embarkasi Surabaya: 3.432 dollar AS
09. Embarkasi Banjarmasin: 3.440 dollar AS
10. Embarkasi Balikpapan: 3.474 dollar AS
11. Embarkasi Makassar: 3.505 dollar AS
Suryadharma mengatakan, penetapan BPIH tahun ini merupakan suatu prestasi. Pasalnya, penurunan BPIH terjadi ketika pemerintah Arab Saudii menaikkan biaya sewa pemondokan. Selain itu, pada tahun ini, jemaah haji yang akan tinggal di pemondokan ring 1 atau berjarak 0-2.000 meter dari Masjidil Haram meningkat dari 27 persen di tahun 2009 menjadi 63 persen di tahun 2010.
Dikatakan Suryadharma, pemerintah mengusulkan besaran indirect cost pada tahun ini sebesar Rp 1.051.151.691.454. Biaya ini, selain untuk sewa hotel transit Jeddah, biaya selisih distribusi pemondokan di Mekkah, sewa rumah cadangan, konsumsi masa kedatangan dan kepulangan di bandara, konsumsi selama di Armina, pelayanan bongkar muat barang, dan safeguarding, juga dipakai untuk biaya penerbangan petugas, biaya operasional dalam negeri, seperti penerbitan paspor jemaah, biaya operasional sistem informasi haji terpadu, penerbitan buku manasik dan bimbingan manasik bagi jemaah haji, dan sebagainya.
source: kompas online

RUMPUT FATIMAH...OLEH2 TANAH SUCI


RUMPUT FATIMAH (Labisa pumila)
dikenal sebagai tanaman yang dapat membantu proses memperlancar kelahiran.
Berdasarkan penelitian di Malaysia, rumput fatimah ini mengandung zat Fitokimia yang berfungsi untuk merangsang kontraksi rahim.



Cara pemakaiannya adalah dengan merendam rumput fatimah, air rendamannya inilah yang diminumkan kepada Ibu yang akan melahirkan, semakin lama direndam maka kadar fitokimianya semakin pekat. Cuma dosis yang tepat tentunya sulit dipastikan. Biasanya dokter tidak pernah mengijinkan penggunaan obat-obatan tradisional seperti ini.
Para jemaah haji, biasanya membawa pulang rumput fatimah sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat di tanah air, karena dipercaya sebagai obat yang manjur untuk membantu proses kelahiran. Namun, di sisi lain, rumput fatimah juga kerap digunakan sebagai obat pelancar haid bagi orang-orang yang ”mendadak” telanjur hamil di luar perencanaan. Para ibu yang telanjur ber-KB tapi kebobolan maka digunakan solusi aborsi menggunakan rendaman akar rumput fatimah ini. Wallahu a'lam. Dan yang jelas penyalahgunaan yang tidak bertanggung jawab seperti ini sangat dilarang oleh Agama.
Untuk mendapatkan oleh-oleh rumput fatimah ini tidaklah sulit, namun kalau bisa sempatkan diri membeli ketika Anda ziarah ke Jabal Uhud karena banyak dijual di sana dan harganyapun lebih murah, satu akar rumput fatimah dijual dengan harga antara 3 sampai 5 riyals tetapi kalau anda membelinya sudah di Mekah maka harganya bisa mencapai 7 sampai 10 riyals lagian rumputnya sedikit dan merupkan stock lama.
RUMPUT FATIMAH Di Indonesia
(sumber http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/022/kes5.html ).
Penggunaan rumput fatimah sebagai pelancar haid sebenarnya bukan hal baru di Indonesia, terlebih bagi masyarakat Dayak Iban di Pulau Kalimantan, perbatasan Indonesia dan Serawak. Masyarakat Dayak Iban biasanya memanfaatkan rumput fatimah ini dengan mengambil akarnya. Kemudian dicuci, dipotong-potong lalu direbus. Air rebusan akar rumput fatimah ini yang kemudian diminum untuk melancarkan kelahiran atau haid.Sehabis melahirkan, para perempuan Dayak Iban ini juga menggunakan daun sembong, yang kelihatan seperti gulma, untuk mandi. Daun sembong tersebut dibuang akarnya, dibersihkan dan kemudian direbus. Rebusan inilah yang digunakan untuk mandi sehingga tubuh terasa sejuk dan segar.

KURMA MADINAH


Salah satu oleh-oleh khas Tanah Suci yang biasanya dicari jamaah haji adalah kurma Madinah. Disebut kurma Madinah karena memang kurma ini lebih besar, dan kenyal daging buahnya.


Rasanya pun manis dengan daging buah kering. Kurma ini tentu saja didatangkan dari Madinah.
Kota Madinah al Munawarah memang dikenal sebagai produsen kurma nomor satu di Arab Saudi. Komoditas ini merupakan salah satu yang banyak diincar oleh para jamaah dari seluruh dunia hingga membuatnya sangat ramai diperdagangkan.
Untuk memperoleh kurma, tempat yang paling banyak dikunjungi jamaah pada setiap musim haji adalah Pasar Kurma (Madinah Dantes Market). Terletak di pusat kota, sekitar 600 meter arah selatan dari Masjid Nabawi, tepatnya di kawasan Qurban. Lebih mudahnya, untuk pergi ke Pasar Kurma, berjalanlah ke arah Kubah Hijau Masjid Nabawi dari arah Baqi.


Kemudian jika kita menghadap ke arah Kubah Hijau dan membelakangi Baqi, Pasar Kurma berada di sisi kanan kita. Berjalanlah lurus ke arah kanan maka, kita melihat Pasar Kurma. Cukup besar dan mencolok mata.
Pasar kurma ini dibangun tahun 1982 oleh Pemerintah Arab Saudi. Pasar ini dibuka mulai pukul 08.00 hingga 22.00 waktu setempat. Di sini, hampir semua jenis kurma bisa diperoleh, paling tidak ada 26 jenis kurma. Tapi tak hanya kurma. Makanan olahan dari kurma pun bisa diperoleh. Misalnya coklat isi kurma, kurma isi kacang, kismis, serta biskuit isi selai kurma.
Jejeran kios penjual kurma saling menawarkan kurma dengan harga bervariasi. Ada juga yang menjual borongan. Pilihan pun amat beragam, tinggal tergantung kejelian serta kemahiran menawar harga. Kurma Madinah sendiri ada beragam jenis, mulai dari Ajwa, Ambhar dan Safawi ( ini merupakan jenis kurma pavorit), dan satu lagi kurma Sukkari. Sedangkan untuk yang jenis biasa juga banyak yang per kilonya 5 riyals . Konon, kurma sukkari kalau dimakan 7 biji setengah jam sebelum berhungan suami isteri tanpa minum air dulu akan dapat menambah stamina pria. Kurma Sukkari biasanya suka dihidangkan untuk buka puasa. Di Madinah,orang Arab sering memberikan sedekah buka puasa bersama /iftar jama'i di masjid Nabawi. Kurma ini dimakan dengan teh pahit hangat khas Arab. Coba sekali-kali Anda ikut mencoba buka puasa bersama setiap hari senin dan kamis.

Kurma Ajwa atau biasa populer disebut Kurma Nabi, kurma ini paling diminati. Ini merupakan salah satu kegemaran Rasulullah. Bahkan ada hadist mengenai kurma Ajwa. ''Barang siapa di waktu pagi makan tujuh butir kurma Ajwa, pada hari itu ia tidak akan kena racun maupun sihir.'' (Shahih Bukhari).
Dari segi bentuk, sebenarnya tidak berbeda dengan kurma jenis lain, kecuali warnanya agak kehitaman. Ada banyak guratan di permukaan buahnya, yang oleh sebagian kalangan dikatakan mirip tulisan kaligrafi Alquran.
Ukurannya ada yang kecil dan besar. Sementara rasanya manis serta berdaging tebal. Maka dari itu, harganya pun menjadi paling mahal di banding jenis lain. Kurma ini dijual seharga 60 riyal per kg untuk ukuran kecil dan 80 riyal per kg untuk yang agak besar, harga tersebut tergantung kualitas, bahkan harga yang kualitas Mumtaz (premium) bisa mencapai 100 Riyals. Dalam menawar Anda tak perlu khawatir karena di Pasar Kurma ini juga banyak tenaga kerja Indonesia yang menjadi pelayan di toko kurma. Mereka adalah pekerja asal Jawa, Kalimantan dan Lombok. Kadang mereka berbaik hati mau memberi harga khusus. Dan enaknya lagi kalau belanja kurma kita diperbolehkan mencicipi makan kurma ditempat sepuasnya, lumayan kan bisa mencicipi semua jenis kurma dan makanan olehan dari kurma gratis. Namun hati-hati untuk kurma ajwa dan ambhar, biasanya tidak semua penjual membolehkan untuk mencoba. Biasanya penjual akan mengatakan 'haram' untuk dua jenis kurma tersebut kecuali kita memang ingin benar-benar membelinya atau kita minta ijin dulu ke sipenjual dengan menggunakan bahasa isyarat "Halal" sambil memegang buah kurma, jika dibilangnya halal maka tentunya untuk mencicipi sudah diperbolehkan.kalau katanya haram maka jangan dicicipi. Yang dimaksud 'haram' adalah kita tak boleh mencobanya.

Hidangan Untuk Iftar Jama'i

Di Pasar ini juga dapat membuatkan bungkus kurma tersendiri (packaging) jika membeli dalam jumlah besar. Bagi jamaah yang ingin praktis ada juga kurma yang telah dipak dalam kardus kecil. Biasanya kurma jenis ini telah divariasikan misalnya diisi kacang almond di dalamnya atau dilapisi coklat di bagian luar. Bentuknya seperti satu bungkus rokok. Cukup praktis.
Selain kurma ajwa, ada juga kurma Ambhar yang harganya relatif mahal. Namun kualitas kurma ini dibawah kurma Ajwa dan di atas kurma lainnya. Ukurannya besar dan harganya sekitar 35-40 riyal per kilogram. Bentuk kurma ini hampir mirip dengan Ajwa.

Kalau kurma Safawi, hampir mirip dengan kurma Ambhar warnanya hitam berkerut seperti kurma ajwa, hanya saja safawi ukurannya lebih besar dan lebih legit.

Kurma Sukhari

Selain di Pasar Kurma, jamaah juga bisa membeli kurma ke perkebunannya langsung. Umumnya perkebunan kurma di Madinah juga menjadi tempat penjualan dan pengepakan kurma sebelum dipasarkan.
Harga kurma di Madinah lebih murah dibanding di Makkah. Selisihnya berkisar 5-10 riyal per kilogram. Jika di Madinah, harga satu kilogram Ajwa sekitar 40-60 riyal untuk ukuran kecil, maka di Makkah harganya bisa mencapai 100-120 riyal per kilogram. Sedangkan kurma Safawi yang di Madinah bisa 15 riyal per kilogram di Makkah dijual dengan harga paling murah 20 riyal.



Kurma Rukhtob

Belanja kurma di Madinah kalau Anda belinya cukup banyak maka biasanya di kasir, diberi baksis (bonus), beberapa kotak kecilbuah tin atau makan olahan dari kurma lainnya, nah kalau menurut Anda baksisnya kurang, maka Anda bisa minta lagi dan biasanya dikasih tambahan lho.
Jadi jika ingin praktis dan efisien, belilah kurma di Madinah, dan sebaiknya tidak usah belanja kurma di perkebunan yang biasanya pada saat ziarah sering dibawa kesana.Harga diperkebunan kurma ternyata lebih mahal disamping itu jenis kurmanya juga tidak selengkap dibanding yang dijual di pasar kurma. Berkunjung ke perkebunan kurma ini sebenarnya kepentingan sopir bus aja yang memang dia mendapat persenan/komisi dari pemilik kebiun jika membawa jamaah haji ke sana. Bagi Anda yang tergabung dalam Gelombang I, cukup merepotkan memang belanja di Madinah karena masih harus menuju Makkah dalam waktu yang lama. Tapi dibanding di Makkah, harga dan kualitas kurma di Madinah jauh lebih unggul. Lagian kalau beli di Madinah juga dimasukkan ke koper besar tidak masalah koq. kan koper tersebut bukan kita yang bawa. Keuntungan lainnya kalau belanja di Madinah jarak dari pasar ke hotel dekat, nah bayangkan jika Anda belanja di Makkah bawa barang belanjaan berat dengan jarak ke hotel bisa di atas 2 Km lebih.

Kurma muda

Kurma Muda, rasanya manis dan segar. Kurma seperti ini biasanya banyak dijual di super market,toko kecil atau dipedagang asongan. Kurma ini tidak tahan lama sehingga tidak bisa dijadikan oleh-oleh dibawa ke tanah air. Rasanya yang segar akan membuat Anda merasakan sensasi makan kurma dari biasanya.

Kurma Hijau, katanya sih bisa digunakan untuk obat penyubur bagi wanita yang ingin cepat memperoleh keturunan (wallahu a'lam).

Pohon Kurma

Buah kurma biasanya kalau sudah tua akan dibungkus agar tidak jatuh ketika masak dipohon. Kalau Anda punya kesempatan bisa melihat perkebunan kurma di Madinah.


TATA CARA HAJI QIRAN


Dari 3 macam haji (untuk sekedar mengingatnya kembali bahwa pelaksanaan ibadah haji ada tiga cara yaitu: Haji Tamattu', Haji Ifrad dan Haji Qiran) haji Qiran adalah tata cara haji yg tidak pernah dipilih oleh jamaah KBIH Wadi Fatimah namun sebagai tambahan wawasan mengenai haji, berikut ini kami akan uraikan secara lebih detil pelaksanaan ibadah haji dengan cara Qiran'.


HAJI QIRAN

Haji Qiran ialah mengerjakan ibadah haji dan umrah di dalam satu niat dan pekerjaan sekaligus. Cara ini wajib menyembelih Dam Nusuk. Di dalam satu hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW ketika melaksanakan haji wada, Beliau melaksanakan hajinya dengan cara Qiran ini tetapi beliau juga menyembelih hewan qurban juga karena saat itu beliau membawa seratus ekor unta untuk disembelih. Cara ini jarang sekali dipakai oleh jamaah haji Indonesia.

Pelaksanaan Haji Qiran

Pelaksanaan ihram haji untuk jamaah haji gelombang I, miqot hajinya di Bir Ali/ Dzulhulaifah di Madinah. Sedangkan bagi jamaah haji gelombang II, miqot hajinya bisa di atas pesawat saat melintasi Yalamlam atau di Bandara King Abdul Aziz - Jeddah. Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan ihram haji yaitu:

a. Bersuci yaitu mandi dan wudhu *

b. Berpakaian ihram

c. Sholat Sunah Ihram 2 rakaat

d. Niat Haji (lihat Niat Haji)

(* bagi jamaah haji gelombang I, mandi dilakukan di Hotel sebelum berangkat ke Bir Ali. Sedangkan jamaah haji gelombang II, mandinya bisa dilakukan di Asrama Haji Embarkasi)

Ketika kita sudah meniatkan haji maka detik itu pula larangan-larangan ihram berlaku hingga pelasanaan tahallul awal (melontar jamrah Aqobah dan mencukur rambut) selesai. Karena itu jagalah larangan ihram ini jangan sampai melanggarnya.

Setelah miqot haji selesai maka jamaah haji akan diberangkatkan menuju Makkah. Selama dalam perjalanan perbanyaklah bertalbiyah dan berdzikir.

Sesampai di Makkah ( berdoalah dengan Doa Masuk Makkah ), jamaah haji akan mempersiapkan pelaksanaan thawaf. Jamaah haji bisa beristrahat dahulu sebelum melaksanaan thawaf agar rasa capeknya hilang dan badan jadi segar.

Sesampai di Masjidil Haram:

1. Masuk Masjid dan berdoa dengan Doa Masuk Masjidil Haram
2. Melihat Ka'bah dan berdoa dengan Doa Melihat Ka'bah
3. Melaksanakan Thawaf Qudum (lihat masalah Thawaf) dan berdoa dengan Doa Thawaf
4. Selesai Thawaf, boleh melaksanakan Sai dan berdoa dengan Doa Sa'i . Tetapi tidak diakhiri dengan tahallul atau mencukur rambut. *

(* jika setelah thawaf qudum kemudian dilanjutkan dengan sa'i maka ketika thawaf ifadhah tidak perlu sa'i lagi. Jika melaksanakan thawaf saja tanpa sa'i maka ketika thawaf ifadhah disertai dengan sa'i)

Selama di Makkah sambil menanti waktu wukuf tetap dalam keadaan ihram dan larangan-larangan ihram masih tetap berlaku sampai pelaksanaan tahallul awalnya selesai. Karena itu pelaksanaan haji dengan cara qiran ini sangatlah berat khususnya dalam menjaga larangan-larangan ihramnya.

2. Pelaksanaan Ibadah Haji

Jamaah haji yang melaksanakan ibadah haji dengan cara qiran maka ketika persiapan ke Arofah Tanggal 8 DZulhijjah untuk wukuf, tidak perlu mempersiapkan diri untuk niat ihram hajinya lagi, seperti halnya haji tamattu' karena mereka masih dalam kondisi berihram. Pelaksanaan haji qiran sama dengan haji ifrad. Selanjutnya proses ibadah hajinya sama seperti pelaksanaan haji tamattu.

Persiapan Berangkat ke Arofah untuk Wukuf Tanggal 8 Dzulhijjah

1. Membawa pakaian secukupnya untuk 4 hari selama di Mina, buku doa, sajadah, senter kecil, tikar lipat (perlak), obat-obatan dan peralatan mandi.
2. Menjelang siang hari jamaah haji akan diberangkatkan ke Arofah oleh Maktab dengan bis secara bergilir biasanya sesuai urutan hasil qur'ah Ketua Kloter dengan Maktab. Tiba di Arofah (berdoa dengan Doa masuk Arofah ) secara bergelombang biasanya sampai malam hari. Jamaah haji sebaiknya banyak istirahat untuk persiapan wukuf esok hari.
3. Pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah setelah makan pagi sebaiknya jamaah haji beristirahat (1-2 jam) mungkin semalam tidak bisa tidur agar tubuh segar dan tidak mengantuk selama wukuf.
4. Waktu wukuf mulai tergelincir matahari sampai terbenam matahari. Saat wukuf merupakan waktu mustajabah untuk berdoa jangan disia-siakan hanya dengan tidur. Kegiatan selama wukuf: Mendengarka Khubat Wukuf
5. Sholat Dhuhur Dijamak dan Qoshar
6. Berdzikir, Membaca Al Quran, Berdoa, Tafakur dan Taqarrub ke hadirat Allah SWT.
7. Sebaiknya tetap berada di kemah selama wukuf untuk menghindari sengatan matahari. Bila ke kamar mandi, carilah waktu-waktu senggang/ lengang agar tidak terlalu lama antri.
8. Jagalah larangan-larangan ihram jangan sampai Anda melanggarnya.
9. Sore hari setelah maghrib jamaah haji akan diberangkatkan menuju Muzdalifah untuk mabit disana. Pemberangkatan secara bergelombang sesuai urutan. Janganlah berebut dan ingatlah kita masih dalam kondisi ihram.

Di Muzdalifah

1. Sesampai di Muzdalifah (berdoa dengan Doa Ketika Sampai di Muzdalifah ), jamaah haji akan ditempatkan dalam suatu area terbuka dimana area tersebut berpagar dan hanya diberi tanda dengan Nomor Maktab. Pintu masuk berbeda dengan pintu keluar. Sebaiknya Anda tidak perlu berjalan-jalan, bisa kesasar atau kesingsal ke maktab lain, akibatnya Anda akan diberangkatkan ke kemah di Mina yang berbeda dengan maktab Anda.
2. Selama mabit di Muzdalifah, jamaah haji bisa mencari kerikil untuk melontar jamrah Aqobah sebanyak 7-10 butir. Jika melontar jamrah sampai tanggal 13 Dzulhijjah maka jumlah kerikil yang dikumpulkan sebanyak 70 butir kerikil. Jamaah haji bisa mencari kerikil di sekitar toilet karena disana sudah disediakan kerikil dalam jumlah yang banyak.
3. Lewat tengah malam jamaah haji akan diberangkatkan lagi menuju ke kemah di Mina untuk melaksanakan melontar jamrah. Berhati-hatilah biasanya di pintu keluar, jamaah haji pada berebut naik bis bahkan tak jarang saling dorong dan salin caci maki, berbuat jidal (berbantah-bantahan) padahal masih dalam kondisi ihram.
4. Selama mabit perbanyaklah dzikir dan berdoa jika lelah Anda bisa istirahat/ tidur jika memungkinkan.

Di Mina Tanggal 10 Dzulhijjah

1. Sesampai di Mina (berdoa dengan Doa Sampai di Mina ), masuklah ke kemah-kemah yang telah disediakan oleh Maktab. Beristirahatlah secukupnya untuk persiapan melontar jamrah Aqobah.
2. Bersegeralah melaksanakan melontar jamrah aqobah agar Anda bisa segera melaksanakan Tahallul Awal sehingga bisa terbebas dari larangan ihram. Sebaiknya Anda minta mutawwif untuk memandu jalan ke jamarat. Sebelum melontar jamrah sebaiknya carilah tempat untuk "janjian ketemu" jika ada yang tersesat atau terlepas dari rombongan. Laksanakan melontar jamarot secara berombongan disertai Pembimbing Anda agar Anda tidak tersesat. Di Mina banyak terjadi kasus orang yang tersesat karena arah jalannya satu jalur jika salah ambil jalan maka akan memutar yang jauh padahal ditempuh dengan jalan kaki.
3. Bila ingin melontar jamrah lihatlah situasi dan kondisi yang ada. Jika terlalu padat dan bersesakan sebaiknya tunda dulu melontar jamrahnya. Carilah waktu-waktu yang longgar. Ingat keselamatan jamaah haji adalah prioritas utama! Jangan cari afdhal tapi dengan mengorbankan diri sendiri.
4. Setelah melontar jamrah Aqobah carilah tempat yang sepi di pinggir jamarot untuk melaksanakan Tahallul Awal dengan mencukur rambut minimal 3 helai rambut. Setelah itu pulang kembali ke tempat kemah. Jika Anda telah melaksanakan Tahallul Awal maka pakaian ihram bisa dilepas dan bisa berpakaian biasa. Anda sudah terbebas dari larangan-larangan ihram kecuali hubungan suami istri. Berisirahatlah dengan cukup di kemah guna mempersiapkan diri untuk melontar jamrah Ula, Wustha dan aqobah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
5. Setelah selesai melaksanakan melontar jamrah baik mengambil nafar awal ataupun nafar tsani. jamaah haji akan pulang ke pondokan/ hotel di makkah

Kembali ke Pondokan Di Makkah


1. Setelah pulang dari Mina, sebaiknya beristirahatlah dahulu untuk memulihkan tenaga. Jika kondisi badan sehat dan memungkinkan bersegeralah menyempuranakan Rukun Haji yaitu melaksanakan Thawaf Ifadhah dan Sa'i di Masjidil Haram (tanpa mencukur rambut lagi!). Jika ketika melaksanakan Thawaf Qudumnya disertai dengan sa'i maka thawaf ifadhanya tidak perlu lagi dengan sa'i.
2. Jika ada ibu-ibu usia subur yang haid atau jamaah yang sakit, tunda dahulu pelaksanaan thawaf ifadhahnya. Bila haidnya sudah selesai atau sakitnya sudah sembuh bersegeralah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa'i. Jika telah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa'i berarti jamaah haji telah terbebas dari seluruh larangan-larangan ihram termasuk melakukan hubungan suami istri bagi suami istri tentunya.
3. Selesailah ibadah haji kita. Tinggal menunggu pelaksanaan thawaf wada' sebelum ke Madinah bagi gelombang II dan pulang ke Tanah Air bagi gelombang I.

TATA CARA HAJI IFRAD


Dari 3 macam haji (untuk sekedar mengingatnya kembali bahwa pelaksanaan ibadah haji ada tiga cara yaitu: Haji Tamattu', Haji Ifrad dan Haji Qiran) haji IFRAD adalah haji yang dipilih pula oleh jamaah haji KBIH wadi Fatimah walaupun jumlahnya sangat sedikit,namun dalam materi bimbingan manasik tata cara haji ifrad juga tetap diberikan baik teori maupun praktek,

untuk menambah pemahaman kita terutama bagi yang tidak sempat mengikuti session teori, berikut ini kami akan uraikan secara lebih detil pelaksanaan ibadah haji dengan cara Ifrad'.
HAJI IFRAD

Haji Ifrad ialah melaksanakan haji saja. Cara ini tidak dikenakan Dam Nusuk. Cara pelaksanaan haji ifrad ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat / jamaah haji ketika melaksanakan haji wada' yang datang ke Makkah membawa hewan ternak. Meskipun demikian jamaah haji juga dianjurkan menyembelih hewan qurban. Karena itu jika ingin melaksanakan ibadah haji dengan cara ifrad ini dengan alasan hanya untuk menghindari penyembelihan Dam Nusuk adalah kurang tepat. Pelaksanaan haji dengan cara ifrad ini menjadi pilihan bagi jamaah haji Indonesia gelombang II yang datang ke Makkah sudah mendekati waktu wukuf.

Pelaksanaan Haji Ifrad

Pelaksanaan ihram haji untuk jamaah haji gelombang I, miqot hajinya di Bir Ali/ Dzulhulaifah di Madinah. Sedangkan bagi jamaah haji gelombang II, miqot hajinya bisa di atas pesawat saat melintasi Yalamlam atau di Bandara King Abdul Aziz - Jeddah. Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan ihram haji yaitu:

a. Bersuci yaitu mandi dan wudhu *

b. Berpakaian ihram

c. Sholat Sunah Ihram 2 rakaat

d. Niat Haji (lihat Niat Haji )

(* bagi jamaah haji gelombang I, mandi dilakukan di Hotel sebelum berangkat ke Bir Ali. Sedangkan jamaah haji gelombang II, mandinya bisa dilakukan di Asrama Haji Embarkasi)

Ketika kita sudah meniatkan haji maka detik itu pula larangan-larangan ihram berlaku hingga pelasanaan tahallul awal (melontar jamrah Aqobah dan mencukur rambut) selesai. Karena itu jagalah larangan ihram ini jangan sampai melanggarnya.

Setelah miqot haji selesai maka jamaah haji akan diberangkatkan menuju Makkah. Selama dalam perjalanan perbanyaklah bertalbiyah dan berdzikir.

Sesampai di Makkah ( berdoalah dengan Doa Masuk Makkah ), jamaah haji akan mempersiapkan pelaksanaan thawaf. Jamaah haji bisa beristrahat dahulu sebelum melaksanaan thawaf agar rasa capeknya hilang dan badan jadi segar.

Sesampai di Masjidil Haram:

1. Masuk Masjid dan berdoa dengan Doa Masuk Masjidil Haram
2. Melihat Ka.bah dan berdoa dengan Doa Melihat Ka'bah
3. Melaksanakan Thawaf Qudum (lihat masalah Thawaf ) dan berdoa dengan Doa Thawaf
4. Selesai Thawaf, boleh melaksanakan Sai dan berdoa dengan Doa Sa'i . Tetapi tidak diakhiri dengan tahallul atau mencukur rambut.

(* jika setelah thawaf kemudian dilanjutkan dengan sa'i maka ketika thawaf ifadhah tidak perlu sa'i lagi. Jika melaksanakan thawaf saja tanpa sa'i maka ketika thawaf ifadhah disertai dengan sa'i)

Selama di Makkah sambil menanti waktu wukuf tetap dalam keadaan ihram dan larangan-larangan ihram masih tetap berlaku sampai pelaksanaan tahallul awalnya selesai. Karena itu pelaksanaan haji dengan cara ifrad ini sangatlah berat khususnya dalam menjaga larangan-larangan ihramnya.

2. Pelaksanaan Ibadah Haji

Jamaah haji yang melaksanakan ibadah haji dengan cara ifrad maka ketika persiapan ke Arofah Tanggal 8 DZulhijjah untuk wukuf, tidak perlu mempersiapkan diri untuk niat ihram hajinya lagi, seperti halnya haji tamattu' karena mereka masih dalam kondisi berihram. Selanjutnya proses ibadah hajinya sama seperti pelaksanaan haji tamattu.

Persiapan Berangkat ke Arofah untuk Wukuf Tanggal 8 Dzulhijjah

1. Membawa pakaian secukupnya untuk 4 hari selama di Mina, buku doa, sajadah, senter kecil, tikar lipat (perlak), obat-obatan dan peralatan mandi.
2. Menjelang siang hari jamaah haji akan diberangkatkan ke Arofah oleh Maktab dengan bis secara bergilir biasanya sesuai urutan hasil qur'ah Ketua Kloter dengan Maktab. Tiba di Arofah (berdoa dengan Doa masuk Arofah ) secara bergelombang biasanya sampai malam hari. Jamaah haji sebaiknya banyak istirahat untuk persiapan wukuf esok hari.
3. Pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah setelah makan pagi sebaiknya jamaah haji beristirahat (1-2 jam) mungkin semalam tidak bisa tidur agar tubuh segar dan tidak mengantuk selama wukuf.
4. Waktu wukuf mulai tergelincir matahari sampai terbenam matahari. Saat wukuf merupakan waktu mustajabah untuk berdoa jangan disia-siakan hanya dengan tidur. Kegiatan selama wukuf: Mendengarka Khubat Wukuf
5. Sholat Dhuhur Dijamak dan Qoshar
6. Berdzikir, Membaca Al Quran, Berdoa, Tafakur dan Taqarrub ke hadirat Allah SWT.
7. Sebaiknya tetap berada di kemah selama wukuf untuk menghindari sengatan matahari. Bila ke kamar mandi, carilah waktu-waktu senggang/ lengang agar tidak terlalu lama antri.
8. Jagalah larangan-larangan ihram jangan sampai Anda melanggarnya.
9. Sore hari setelah maghrib jamaah haji akan diberangkatkan menuju Muzdalifah untuk mabit disana. Pemberangkatan secara bergelombang sesuai urutan. Janganlah berebut dan ingatlah kita masih dalam kondisi ihram.

Di Muzdalifah

1. Sesampai di Muzdalifah (berdoa dengan Doa Ketika Sampai di Muzdalifah ), jamaah haji akan ditempatkan dalam suatu area terbuka dimana area tersebut berpagar dan hanya diberi tanda dengan Nomor Maktab. Pintu masuk berbeda dengan pintu keluar. Sebaiknya Anda tidak perlu berjalan-jalan, bisa kesasar atau kesingsal ke maktab lain, akibatnya Anda akan diberangkatkan ke kemah di Mina yang berbeda dengan maktab Anda.
2. Selama mabit di Muzdalifah, jamaah haji bisa mencari kerikil untuk melontar jamrah Aqobah sebanyak 7-10 butir. Jika melontar jamrah sampai tanggal 13 Dzulhijjah maka jumlah kerikil yang dikumpulkan sebanyak 70 butir kerikil. Jamaah haji bisa mencari kerikil di sekitar toilet karena disana sudah disediakan kerikil dalam jumlah yang banyak.
3. Lewat tengah malam jamaah haji akan diberangkatkan lagi menuju ke kemah di Mina untuk melaksanakan melontar jamrah. Berhati-hatilah biasanya di pintu keluar, jamaah haji pada berebut naik bis bahkan tak jarang saling dorong dan salin caci maki, berbuat jidal (berbantah-bantahan) padahal masih dalam kondisi ihram.
4. Selama mabit perbanyaklah dzikir dan berdoa jika lelah Anda bisa istirahat/ tidur jika memungkinkan.

Di Mina Tanggal 10 Dzulhijjah

1. Sesampai di Mina (berdoa dengan Doa Sampai di Mina ), masuklah ke kemah-kemah yang telah disediakan oleh Maktab. Beristirahatlah secukupnya untuk persiapan melontar jamrah Aqobah.
2. Bersegeralah melaksanakan melontar jamrah aqobah agar Anda bisa segera melaksanakan Tahallul Awal sehingga bisa terbebas dari larangan ihram. Sebaiknya Anda minta mutawwif untuk memandu jalan ke jamarat. Sebelum melontar jamrah sebaiknya carilah tempat untuk "janjian ketemu" jika ada yang tersesat atau terlepas dari rombongan. Laksanakan melontar jamarot secara berombongan disertai Pembimbing Anda agar Anda tidak tersesat. Di Mina banyak terjadi kasus orang yang tersesat karena arah jalannya satu jalur jika salah ambil jalan maka akan memutar yang jauh padahal ditempuh dengan jalan kaki.
3. Bila ingin melontar jamrah lihatlah situasi dan kondisi yang ada. Jika terlalu padat dan bersesakan sebaiknya tunda dulu melontar jamrahnya. Carilah waktu-waktu yang longgar. Ingat keselamatan jamaah haji adalah prioritas utama! Jangan cari afdhal tapi dengan mengorbankan diri sendiri.
4. Setelah melontar jamrah Aqobah carilah tempat yang sepi di pinggir jamarot untuk melaksanakan Tahallul Awal dengan mencukur rambut minimal 3 helai rambut. Setelah itu pulang kembali ke tempat kemah. Jika Anda telah melaksanakan Tahallul Awal maka pakaian ihram bisa dilepas dan bisa berpakaian biasa. Anda sudah terbebas dari larangan-larangan ihram kecuali hubungan suami istri. Berisirahatlah dengan cukup di kemah guna mempersiapkan diri untuk melontar jamrah Ula, Wustha dan aqobah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
5. Setelah selesai melaksanakan melontar jamrah baik mengambil nafar awal ataupun nafar tsani. jamaah haji akan pulang ke pondokan/ hotel di makkah

Kembali ke Pondokan Di Makkah

1. Setelah pulang dari Mina, sebaiknya beristirahatlah dahulu untuk memulihkan tenaga. Jika kondisi badan sehat dan memungkinkan bersegeralah menyempuranakan Rukun Haji yaitu melaksanakan Thawaf Ifadhah dan Sa'i di Masjidil Haram (tanpa mencukur rambut lagi!). Jika ketika melaksanakan Thawaf Qudumnya disertai dengan sa'i maka thawaf ifadhanya tidak perlu lagi dengan sa'i.
2. Jika ada ibu-ibu usia subur yang haid atau jamaah yang sakit, tunda dahulu pelaksanaan thawaf ifadhahnya. Bila haidnya sudah selesai atau sakitnya sudah sembuh bersegeralah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa'i. Jika telah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa'i berarti jamaah haji telah terbebas dari seluruh larangan-larangan ihram termasuk melakukan hubungan suami istri bagi suami istri tentunya.
3. Selesailah ibadah haji kita. Tinggal menunggu pelaksanaan thawaf wada' sebelum ke Madinah bagi gelombang II dan pulang ke Tanah Air bagi gelombang I.

TATA CARA HAJI TAMATTU


Dari 3 macam haji (untuk sekedar mengingatnya kembali bahwa pelaksanaan ibadah haji ada tiga cara yaitu: Haji Tamattu', Haji Ifrad dan Haji Qiran) haji Tamattu adalah haji yang paling banyak dipilih oleh sebagian jamaah haji KBIH wadi Fatimah,berikut ini kami coba uraikan secara lebih detil pelaksanaan ibadah haji dengan cara Tamattu'.


Haji Tamattu'

Haji Tamattu' ialah mengerjakan umrah lebih dahulu, baru kemudian mengerjakan haji. Cara ini wajib membayar Dam Nusuk. Pelaksanaan ibadah haji dengan cara tamattu' ini disunnahkan bagi jamaah haji yang datang ke Makkah tidak membawa hewan ternak/ hadyu. Cara tamattu' ini juga banyak dilaksanakan oleh jamaah haji Indonesia.

1. Pelaksanaan umrah

Pelaksanaan ihram umrah untuk jamaah haji gelombang I, miqot umrahnya di Bir Ali/ Dzulhulaifah di Madinah. Sedangkan bagi jamaah haji gelombang II, miqot umrahnya bisa di atas pesawat saat melintasi Yalamlam atau di Bandara King Abdul Aziz - Jeddah. Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan ihram umrah yaitu:

a. Bersuci yaitu mandi dan wudhu *

b. Berpakaian ihram

c. Sholat Sunah Ihram 2 rakaat

d. Niat umrah (lihat Niat Umrah)

(* bagi jamaah haji gelombang I, mandi dilakukan di Hotel sebelum berangkat ke Bir Ali. Sedangkan jamaah haji gelombang II, mandinya bisa dilakukan di Asrama Haji Embarkasi)

Ketika kita sudah meniatkan umrah maka detik itu pula larangan-larangan ihram berlaku bagi jamaah haji pelasanaan umrahnya selesai. Karena itu jagalah larangan ihram ini jangan sampai melanggarnya.

Setelah miqot umarah selesai maka jamaah haji akan diberangkatkan menuju Makkah. Selama dalam perjalanan perbanyaklah bertalbiyak dan berdzikir.

Sesampai di Makkah (berdoalah dengan Doa Masuk Makkah), jamaah haji akan mempersiapkan pelaksanaan thawaf. Jamaah haji bisa beristrahat dahulu sebelum melaksanaan thawaf agar rasa capeknya hilang dan badan jadi segar.

Sesampai di Masjidil Haram:

1. Masuk Masjid dan berdoa dengan Doa Masuk Masjidil Haram
2. Melihat Ka.bah dan berdoa dengan Doa Melihat Ka'bah
3. Melaksanakan Thawaf Qudum (lihat masalah Thawaf) dan berdoa dengan Doa Thawaf
4. Selesai Thawaf, laksanakan Sai dan berdoa dengan Doa Sa'i .
5. Tahallul dengan mencukur rambut minimal 3 helai rambut dan berdoa Doa Mencukur Rambut
6. Selesailah pelaksanaan ibadah umrah.

Setelah pelaksanaan ibadah umrahnya selesai maka baju ihramnya bisa dilepas. Jamaah haji akan menunggu beberapa hari sampai Tanggal 8 Dzulhijjah untuk pelaksanaan Ibadah Haji.

2. Pelaksanaan Ibadah Haji

Persiapan Berangkat ke Arofah untuk Wukuf Tanggal 8 Dzulhijjah

1. Membawa pakaian secukupnya untuk 4 hari selama di Mina, buku doa, sajadah, senter kecil, tikar lipat (perlak), obat-obatan dan peralatan mandi.
2. Pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah sebelum berangkat ke Arofah:
1. Mandi Wajib
2. Berpakaian Ihram
3. Sholat Sunnah Ihram 2 rakaat
4. Niat Haji (lihat Niat Haji)
3. Menjelang siang hari jamaah haji akan diberangkatkan ke Arofah oleh Maktab dengan bis secara bergilir biasanya sesuai urutan hasil qur'ah Ketua Kloter dengan Maktab. Tiba di Arofah (berdoa dengan Doa masuk Arofah) secara bergelombang biasanya sampai malam hari. Jamaah haji sebaiknya banyak istirahat untuk persiapan wukuf esok hari.
4. Pagi hari tanggal 9 Dzulhijjah setelah makan pagi sebaiknya jamaah haji beristirahat (1-2 jam) mungkin semalam tidak bisa tidur agar tubuh segar dan tidak mengantuk selama wukuf.
5. Waktu wukuf mulai tergelincir matahari sampai terbenam matahari. Saat wukuf merupakan waktu mustajabah untuk berdoa jangan disia-siakan hanya dengan tidur. Kegiatan selama wukuf: Mendengarka Khubat Wukuf
6. Sholat Dhuhur Dijamak dan Qoshar
7. Berdzikir, Membaca Al Quran, Berdoa, Tafakur dan Taqarrub ke hadirat Allah SWT.
8. Sebaiknya tetap berada di kemah selama wukuf untuk menghindari sengatan matahari. Bila ke kamar mandi, carilah waktu-waktu senggang/ lengang agar tidak terlalu lama antri.
9. Jagalah larangan-larangan ihram jangan sampai Anda melanggarnya.
10. Sore hari setelah maghrib jamaah haji akan diberangkatkan menuju Muzdalifah untuk mabit disana. Pemberangkatan secara bergelombang sesuai urutan. Janganlah berebut dan ingatlah kita masih dalam kondisi ihram.

Di Muzdalifah

1. Sesampai di Muzdalifah (berdoa dengan Doa Ketika Sampai di Muzdalifah), jamaah haji akan ditempatkan dalam suatu area terbuka dimana area tersebut berpagar dan hanya diberi tanda dengan Nomor Maktab. Pintu masuk berbeda dengan pintu keluar. Sebaiknya Anda tidak perlu berjalan-jalan, bisa kesasar atau kesingsal ke maktab lain, akibatnya Anda akan diberangkatkan ke kemah di Mina yang berbeda dengan maktab Anda.
2. Selama mabit di Muzdalifah, jamaah haji bisa mencari kerikil untuk melontar jamrah Aqobah sebanyak 7-10 butir. Jika melontar jamrah sampai tanggal 13 Dzulhijjah maka jumlah kerikil yang dikumpulkan sebanyak 70 butir kerikil. Jamaah haji bisa mencari kerikil di sekitar toilet karena disana sudah disediakan kerikil dalam jumlah yang banyak.
3. Lewat tengah malam jamaah haji akan diberangkatkan lagi menuju ke kemah di Mina untuk melaksanakan melontar jamrah. Berhati-hatilah biasanya di pintu keluar, jamaah haji pada berebut naik bis bahkan tak jarang saling dorong dan salin caci maki, berbuat jidal (berbantah-bantahan) padahal masih dalam kondisi ihram.
4. Selama mabit perbanyaklah dzikir dan berdoa jika lelah Anda bisa istirahat/ tidur jika memungkinkan.

Di Mina Tanggal 10 Dzulhijjah

1. Sesampai di Mina (berdoa dengan Doa Sampai di Mina), masuklah ke kemah-kemah yang telah disediakan oleh Maktab. Beristirahatlah secukupnya untuk persiapan melontar jamrah Aqobah.
2. Bersegeralah melaksanakan melontar jamrah aqobah agar Anda bisa segera melaksanakan Tahallul Awal sehingga bisa terbebas dari larangan ihram. Sebaiknya Anda minta mutawwif untuk memandu jalan ke jamarat. Sebelum melontar jamrah sebaiknya carilah tempat untuk "janjian ketemu" jika ada yang tersesat atau terlepas dari rombongan. Laksanakan melontar jamarot secara berombongan disertai Pembimbing Anda agar Anda tidak tersesat. Di Mina banyak terjadi kasus orang yang tersesat karena arah jalannya satu jalur jika salah ambil jalan maka akan memutar yang jauh padahal ditempuh dengan jalan kaki.
3. Bila ingin melontar jamrah lihatlah situasi dan kondisi yang ada. Jika terlalu padat dan bersesakan sebaiknya tunda dulu melontar jamrahnya. Carilah waktu-waktu yang longgar. Ingat keselamatan jamaah haji adalah prioritas utama! Jangan cari afdhal tapi dengan mengorbankan diri sendiri.
4. Setelah melontar jamrah Aqobah carilah tempat yang sepi di pinggir jamarot untuk melaksanakan Tahallul Awal dengan mencukur rambut minimal 3 helai rambut. Setelah itu pulang kembali ke tempat kemah. Jika Anda telah melaksanakan Tahallul Awal maka pakaian ihram bisa dilepas dan bisa berpakaian biasa. Anda sudah terbebas dari larangan-larangan ihram kecuali hubungan suami istri. Berisirahatlah dengan cukup di kemah guna mempersiapkan diri untuk melontar jamrah Ula, Wustha dan aqobah pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
5. Setelah selesai melaksanakan melontar jamrah baik mengambil nafar awal ataupun nafar tsani. jamaah haji akan pulang ke pondokan/ hotel di makkah.

Kembali ke Pondokan Di Makkah

1. Setelah pulang dari Mina, sebaiknya beristirahatlah dahulu untuk memulihkan tenaga. Jika kondisi badan sehat dan memungkinkan bersegeralah menyempuranakan Rukun Haji yaitu melaksanakan Thawaf Ifadhah dan Sa'i di Masjidil Haram (tanpa mencukur rambut lagi!)
2. Jika ada ibu-ibu usia subur yang haid atau jamaah yang sakit, tunda dahulu pelaksanaan thawaf ifadhahnya. Bila haidnya sudah selesai atau sakitnya sudah sembuh bersegeralah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa'i. Jika telah melaksanakan thawaf ifadhah dan sa'i berarti jamaah haji telah terbebas dari seluruh larangan-larangan ihram termasuk melakukan hubungan suami istri bagi suami istri tentunya.
3. Selesailah ibadah haji kita. Tinggal menunggu pelaksanaan thawaf wada' sebelum ke Madinah bagi gelombang II dan pulang ke Tanah Air bagi gelombang I.

Rencana Perjalanan Haji 2010 M/ 1431 H


Sepertinya rencana keberangkatan jamaah haji tahun 2010 M/ 1431 H tinggal 5 bulan lagi. Berdasarkan kalender Ummul Qura Arab Saudi, jamaah haji Indonesia untuk kloter 1 (Gelobang I) direncanakan akan masuk Asrama haji pada tanggal 13 Oktober 2010. Mereka akan menginap semalam di Asrama Haji untuk menerima Gelang Identitas, Buku Kesehatan, Paspor dan Uang Living Cost dan akan diterbangkan menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz - Madinah atau Bnadara King Abdul Aziz - Jeddah pada tanggal 14 Oktober 2010.

Hal tersebut berarti tanggal 14 Oktober 2010 merupakan awal pemberangkatan calon jamaah haji gelombang I menuju Tanah Suci. Sedangkan tanggal 27 Oktober 2010 ( pukul 24.00 WIB) adalah akhir pemberangkatan calon jamaah haji gelombang I menuju Tanah Suci baik menuju Madinah maupun jeddah.

Calon jamaah haji gelombang I ini akan tinggal selama 8 hari untuk melaksanakan Sholat Arbain dan ziarah-ziarah di Makam Rasulullah SAW dan sekitar kota Madinah. Tanggal 23 Oktober adalah awal keberangkatan calon jamaah haji gelombang I dari Madinah menuju Makkah Al Mukarramah.�

Tanggal 28 Oktober 2010 adalah awal pemberangkatan�calon jamaah haji gelombang II menuju Bandara King Abdul Aziz - Jeddah. Sedangakan akhir pemberangkatan�calon jamaah haji gelombang II menuju Tanah Suci tanggal 10 November 2010.

Insya Allah, Tanggal 15 November 2010 atau tepatnya 9 Dzulhijjah 1431 H, �jamaah haji seluruh dunia akan berkumpul di Padang Arofah untuk melaksanakan wukuf sebagai salah satu rukun ibadah haji.�

Tanggal 20 November 2010 merupakan awal pemberangkatan jamaah haji gelombang I menuju Jeddah. Mereka akan menginap semalam di Jeddah sebelum kepulangan ke Tanah Air pada tanggal 21 November 2010.

Untuk�calon jamaah haji gelombang II tanggal 26 November 2010 merupakan awal pemberangkatan dari Makkah menuju ke Madinah untuk melaksanakan Sholat Arbain dan ziarah-ziarah selama delapan hari. Akhir pemulangan�calon jamaah haji gelombang II ini dari jeddah/ Madinah pada tanggal 18 Desember 2010 M dan tiba di Tanah �Air Tanggal 19 November 2010 yang merupakan akhir kepulangan seluruh jamaah haji Indonesia ke Tanah Air.adapted kbiharofah malan